KONSEKUENSI HIJRAH
Niat meninggalkan yang batil menuju yang haq ternyata tidak mudah dilakukan. Perseteruan batin yang menyesakkan pikiran dan perasaan benar-benar menyita energi yang cukup banyak. Konflik dari dalam diri sendiri maupun dari luar diri terus terjadi ketika niat hijrah telah diputuskan. Semua kelebihan dan kekurangan mempunyai konsekuensinya masing-masing. Kuatkanlah hamba ya Alloh, aku benar-benar ingin berada di jalan yang Engkau Ridhoi, amien.
BERKATA TIDAK
Manusia tercipta lengkap dengan karakternya, ada yang bersifat melankolis yang mengutamakan perasaannya dan adapula yang realistis yang mengedepankan pikirannya. Begitu berat beban hidup ini rasanya, manakala harus berkata "tidak". Kebiasaan seperti itulah yang mengundang masalah setiap kali kakiku melangkah. Kebiasaan seperti itu sering ku ulangi padahal aku sadar dampaknya tidak baik.
MENJAGA PERASAAN HATI
Mengatakan sesuatu yang membuat perasaan orang lain senang menurutku lebih baik, meskipun berakhir dengan perasaan yang sedih daripada berkata "tidak" yang dampaknya langsung menusuk perasaan. Perasaan hati yang terlanjur luka akan sulit diobati apapun alasannya,ini kenyataan. Karena itulah, saya lebih memilih berkata,"iya, kamu suka seperti ini?" untuk menjaga perasaan hati sesama agar tetap indah. Jika di hatimu terselip rasa kecewa yang diakibatkan karena sikapku,itu karena salah menafsirkan makna kata "Ya" yang ku ucapkan. Mengertilah, falsafah hidupku ingin seperti air dalam menjalani hidup bersama orang lain. Maafkanlah atas segala sikapku selama ini yang terlanjur membuat perasaanmu terombang-ambing mencari kepastian, dan sebenarnya di situlah sesungguhnya kamu sedang ku ajak mencari dan menemukan makna kata "ya" yang tersirat selama ini. Marilah kita hijrah menuju pendewasaan diri yang lebih baik, meskipun dengan cara yang berbeda.
