Kamis, 03 September 2009
KETIKA MENTARI MASIH MENYAPA KITA
Setiap kaki melangkah maka setapak demi setapak akan semakin jauh dari titik pemberangkatan dan semakin dekat dengan titik pemberhentian. Mentari setiap hari masih mau tersenyum ramah kepada kita, namun pernahkan kita membaca apakah arti senyumnya ? Hanya kesombongan yang menutup pintu hati setiap manusia,sehingga senyum mentari yang begitu tulus dan tanpa pamrih untuk kita tak lagi kita syukuri. Mengapa kita mesti begini ? Kita yang tercipta serba terbatas masih saja bersikap pongah dan tak pernah merasa bahwa kita hanya sebatas menjalani akan skenario yang begitu sempurna dari Alloh. Bagaiman masih mau menyombongkan diri lagi anak-anakku ? Insyaflah dan tobatlah !
POTRET DINAMIKA KEHIDUPAN KELUARGA
Pantai Klayar dan Ata Luhung Hanasti Cerita tentang air laut tiada batas bagi siapapun. Lukisan tentang keindahan yang tertuang melalui tu...
-
Aku rumongso lan ngrumangsani dadi wong mung sak dermo ngakoni. Urip lan iso urip amergo diparingi arep tumindak koyo opo wae iku...
-
HUDAN Penggalan kata dari "Hudalinas" yang kuambil dari sepotong kata indah dalam kitab suci Al Quran,dengan sadar ku lekatkan seb...
-
I had been in Quensland, Brisbane and Sydne for a month to compare curicculum programe between SMAN 1 Surakarta and Smithfield Australia. Th...