Jumat, 04 September 2009

KARENA PUASA AKU TERLEPAS DARI JERATAN GRAVITASI KEHIDUPAN BERSAMA






Rutinitas hidup setiap manusia sebagaimana "Gabah di interi". Ingin melepaskan diri dari belenggu sistem sangatlah sulit.Bergerak seirama dan terkesan bersama-sama dalam dimensi ruang dan waktu yang begitu sempurna.Jika sudah seperti itu seolah-olah sudah tidak ada celah lagi bagi setiap manusia untuk melakukan terobosan yang berbeda dari manusia lain.Maka kesalahan hidup berjamaah,dan pilihan hidup menyimpang berjamaah,terasa semakin benar dan benar karena variabel acuan normatif yang semestinya ada dan jelas telah perlahan-lahan dimusnahkan dari jiwa setiap manusia. Sesungguhnya qodrat manusia sejak dilahirkan adalah FITRAH.Karena terkontaminasi virus-virus relativistik, maka jati dirinya semakin kabur dan perlahan-lahan lenyap tanpa disadari.Bagaimana agar jati diri setiap manusia kembali disadari bahwa pola berjamaah dalam hal negatif harus segera ditinggalkan dan memilih jalan ke-Ilahi-an untuk mengisi sisa hidup kita adalah ZIKIR yang disadari dan dihayati sehingga hati ikut beresonansi. Jika hati telah bergetar artinya perjalanan nur semakin jelas menuju hati kita dan sebaliknya jika resonansi hati tak terjadi maka nur-nur ke-Ilahi-an akan semakin menjauh dan tidak sampai menerangi jiwa kita,akhirnya jalan gelap dan gelap yang selalu kita pilih dan lalui.Semoga dengan puasa yang ikhlas dan diridhoi, hati kita semakin bergetar dan perjalanan ruh kita untuk kembali ke tempat asal tidak tersesat sehingga menjadi JIWA YANG TENANG (al-nafs al-muthma'innah), amin.....!

POTRET DINAMIKA KEHIDUPAN KELUARGA

  Pantai Klayar dan Ata Luhung Hanasti Cerita tentang air laut tiada batas bagi siapapun. Lukisan tentang keindahan yang tertuang melalui tu...