Sabtu, 13 Februari 2010

KALIAN NAFAS JIWAKU






RUH CINTAMU MASIH BERSAMAKU
Ini kenyataan yang kualami,Perjalanan cinta dua anak manusia yang disatukan karena ridho-Nya kemudian dipisahkan juga karena ridho-Nya ternyata yang terkenang hanya baik dan baiknya saja. Perasaan kurang baik terhadapnya secara naluri telah terpendam jauh diambang kesadaran. Perasaan ingin menambah coretan duka dan menyayat luka yang pernah ada seakan sirna terkubur dalam dan tak ingin sedikitpun mengungkitnya kembali. Ya aku menyadari hal ini, kalau bukan kehendak-Nya tidak mungkin semua akan seperti ini.

KAMU SELALU DI HATIKU
Kenapa diriku selalu merindukan sosok dik Satiti Widorini ketika suasana hati sedang tidak menentu, rasa kehilanganku muncul dan muncul mengiringi ayunan langkah dinamika hidupku.Sudah 11 tahun ku jalani suka duka bersamanya, kesederhanaan dalam angan-angan dan cita-cita serta keikhlasan menjalani yang ada mungkin telah andil besar dalam membangun rumah tanggaku yang boleh dibilang mendekati sakinah, mawahdah, warohmah yang ideal. Yah....aku benar-benar menempatkan istriku sebagai tim kerja yang solid, tidak terbiasa saya menempatkan diriku lebih segalanya darinya, begitupun istriku tidak terbiasa mengedepankan rasa egonya hanya karena ingin mendapatkan sesuatu yang kecil dan bersifat sesaat.

PENGORBANANMU UNTUKKU
Kebahagiaan sekaligus ujian yang diamanahkan kepada kami adalah dianugerahi dua anak laki-laki yang kelahirannya relatif lama menurut perhitunganku. Empat tahun setelah pernikahanku tepatnya tanggal 11 Desember 2007, Hudan Pulung Hanasti dihadirkan Alloh di tengah-tengah kami yang saat itu secara finansial dan tempat tinggal sangat sederhana. Namun di balik kesederhanaan itulah ternyata ku temukan makna syukur yang teramat dalam.

HUDAN,JALAN MENUJU JANAHMU
Proses kehadiran anakku Hudan sejak ada dalam kandungan dik satiti tidak semulus harapan, Alloh menguji kami dengan pendarahan (blooding) sampai 3 kali, hingga menguras pikiran dan tenaga untuk memperjuangkan agar tidak terjadi keguguran. Alhamdulillah, 7 bulan 2 minngu, tepatnya jam 3 sore pada tanggal 27 Agustus 2000, Hudan lahir dengan selamat dan sempurna dengan berat 2,5 kg. Adzan dan ikhomah ku lantunkan di telinga kanan dan kirinya dengan sepenuh harapan agar menjadi manusia yang sholeh,berbakti kepada kedua orang tuanya, dan selalu bermunajad untuk berada di jalan yang lurus dan diridhoi-Nya.

ILHAM,MATA AIR SURGAWI BAGIMU
Alloh ternyata masih sayang kepada hambanya, 4 tahun kemudian di Satiti di beri momongan lagi, dengan usia kandungan 9 bulan 10 hari tanpa kerewelan yang berarti, boleh dikatakan berjalan lancar. Namun,kasih sayang Alloh kepada kami menghiasi proses persalinan di Satiti saat melahirkan Ilham Pradipta Hanasti, tepatnya jam 2 sore tanggal 20 Mei 2004 di Rumah sakit Kasih Ibu Surakarta sebagaimana kakaknya. Dokter menyatakan, " Bapak, bu Satiti tidak boleh mengandung lagi, karena ada gangguan pada fungsi kerja jantungnya, jika tidak ingin fatal, mohon Bapak mengindahkan nasehat saya ". Benar-benar saya tidak membayangkan sejauh itu kondisi dik Satiti,

BAKTIMU KEPADAKU
Setelah dik Satiti dinyatakan dokter tidak boleh mengandung lagi, saya tidak banyak berandai-andai tapi kepasrahan kepada Alloh-lah yang pertama kali tergerak dalam hati kecilku. Terimakasih ya Alloh, Engkau begitu bijaksana, Engkau begitu berkuasa atas segalanya, Engkau telah tunjukkan jalan terbaik kepada kami, dan terimalah sujud syukur kami ya....Alloh. Walau bagaimanapun kondisi istriku setelah ada gangguan fungsi jantungnya, niatku untuk mendampingi ibadah dik Satiti sampai akhir hayatnya masih terus tidak berubah, wujud kesetiaanku mengurus selama sakit dari menyuapi hingga yang sangat privasi semua kulakukan untuk istriku dengan sepenuh hati bahkan saat syakaratul maut menjemputnya, ku mohon kepada Alloh untuk memperkenankan saya membimbingnya dengan La illaha ilalloh, dan membisikkan kata-kata ikhlas sebagai tanda perpisahanaku dan dua anakmu. Doaku bersama dua anak kita agar kamu menjadi hamba Alloh dengan jiwamu yang mutmainah dan khusnul khotimah selalu ada di sepanjang hidup buah hati kita,amin. Aku urus dan bimbing anak-anak dengan ikhlas kok dik, meskipun kamu tinggalkan saya dan anak-anak dalam keadaan lemah seperti ini,semoga Alloh yang menjaga kami, amin.

POTRET DINAMIKA KEHIDUPAN KELUARGA

  Pantai Klayar dan Ata Luhung Hanasti Cerita tentang air laut tiada batas bagi siapapun. Lukisan tentang keindahan yang tertuang melalui tu...