Minggu, 18 Oktober 2009

KISAHKU TERULANG KEMBALI



Ketika usiaku masih terlalu pagi, teramat sering Kau gendong aku dengan selendang kecil yang terikat erat pada pundakmu yang kokoh. Senandung kecil kau dendangkan untuk mengantar tidurku manakala aku rewel.Tangan kecilku kau bimbing agar selalu melangkah di jalan yang Alloh ridhoi.

Bahagia sekali rasanya saat itu. Kedua orang tuaku mengasihiku tanpa rasa terpaksa. Namun di tengah-tengah kebahagiaanku, ibuku begitu cepat meninggalkanku untuk selamanya karena sakit.

Perjalanan pengobatan di beberapa rumah sakit:Bethesda-Yogyakarta, Mangkulayan-Yogyakarta, dan akhirnya di bawa berobat ke kota Bandung tempat ibuku dibesarkan tepatnya di rumah sakit Dustira-Bandung, hingga akhirnya pamitan yang terakhir denganku yang sempat kuingat," Le, Ibu sepertinya gak sempat melihatmu bahagia nanti, Ibu rasanya akan kembali ke Alloh,maafkan Ibu ya,Le, sekolahe sing bener gak boleh putus tengah jalan ya, cah bagus, dan hembusan nafas ibu saat sakharatul maut aku sempat mengantarkannya walau dengan bahasa anak yang tidak jelas. Selamat jalan ibu, semoga khusnul khotimah, amin.

Sepeninggal ibuku, kaki-kaki kecilku semakin lemah menapak hamparan kehidupan yang berliku dan sulit ku lewati. Usiaku baru 7 tahun saat itu, namun begitu jelas ingatanku akan segala kebaikan, disiplin,nasehat dan bahkan marahnya seorang ibu kandung pada diriku saat membuat kekhilafan.

Aku dibesarkan dalam kasih sayang seorang bapak yang sangat sabar dan tulus menyayangiku. Keputusan bapak saya untuk tidak menikah lagi semakin yakin bapak sangat mencintai ibu dan saya. Hatiku terharu, akan kesabaran bapak selama ini dan belum tergantikan oleh kebaikan baktiku padanya sampai seusia ini. Maaf ya pak.....ampuni kesalahan saya! Engkau telah mengajarkan tidak suka marah,jujur dalam hal sekecil apapun, bertegur sapa lembut dan tak membuat sakit hati sesama, suka bekerja keras, dan suka mengalah dalam hal apapun ternyata menyimpan pelajaran yang berharga bagiku.

Engkau panutan jiwaku, belum pernah engkau menyentuh badan dan hatiku dengan kasar apalagi sengaja menyakiti hatiku, namun engkau lebih memilih lembut dan hangat dalam menasehatiku ketika diriku melakukan kesalahan yang cukup banyak.Sekali lagi Pak, maafkan aku yang belum bisa melakukan seperti yang bapak contohkan selama ini.
Melihat keringat yang bapak kucurkan setiap bekerja untuk kuliahku,cukup bagiku sebagai nasehat tersirat yang harus ku ganti dengan bertanggung jawab dalam menjalani hidup ini.

Ya Robbi,kejadian yang serupa terulang kembali pada anak-anakku ( Ilham dan Pulung ), ditinggalkan seorang ibu yang sangat menyayangi tanpa batas, dalam keadaan yang lemah dan haus kasih sayang seperti ini. Sabarlah anak-anakku, bapak juga pernah mengalami seperti kalian, maka mari kita saling berbagi meskipun kalian masih kecil-kecil, tapi bapak sangat ingin membahagiakan kalian hingga nanti. Doakan bapak panjang usia ya, agar mampu menemani kalian bermain, bercanda bersama, menasehati dan mencari nafkah yang halal untuk kalian. Tumbuhlah menjadi manusia yang dewasa yang sempurna meskipun hanya dengan Bapak,

Ingat pesan ibu sebelum meninggalkan kita bukan ? Harapan ibu Satiti dan Bapak selama ini, Kalian harus selalu mendoakan kedua orang tuamu, sebagai anak sholeh yang berbakti kepada kedua orang tua yang berjasa dalam hidup kalian. Selamat menjalani kehidupan ini, Bapak selalu berdoa untuk kebaikan kalian, amin.
Selama seminggu semenjak kepergiannya, jiwaku semakin terhimpit kerinduan akan almarhumah yang selalu menemani dalam suka dan duka. Namun semua kusembunyikan di depan anak-anak dan semua orang, Ku hanya tumpahkan seluruh isi hatiku, dan semua beban pikiranku saat kubersujud di tengah malam,

Hari-hari Ku isi dengan kesendirian berteman dua buah hati kami. Tetapi tetap saja terasa ada yang hilang dalam hidupku.Ketika suasana hati penuh beban hidup dan ingin mencurahkan semuanya, selalu tersumbat dan terhenti karena tak ada tempat berbagi lagi.

Alloh rupanya menggerakkan hati hambanya, yang lembut,manis dan menyejukkan jiwa. Kelebihan-kelebihannya dalam konsep sederhana menyikapi kenyataan hidup sangat menarik. Hamba yang tergerak hatinya, kelembutan sikapmu, santunmu dalam bertutur kata,pintar dalam memainkan suasana hati, telah mampu menumbuhkan sikap hidup yang hampir hilang menjadi lebih optimis kembali menjalani hidup yang tersisa bersama anak-anak. Terimakasih sekali.

POTRET DINAMIKA KEHIDUPAN KELUARGA

  Pantai Klayar dan Ata Luhung Hanasti Cerita tentang air laut tiada batas bagi siapapun. Lukisan tentang keindahan yang tertuang melalui tu...