Minggu, 14 Juli 2019

FISIKA DAN CINTA

FISIKA PENUH CINTA

1.   HIDUP EFEKTIF
Untuk melakukan perjalanan yang cukup jauh itu memang melelahkan. Ingin setiap orang menjalani hidupnya tanpa melalui proses yang panjang.  Inginnya semua bisa dijalani dengan cepat dan sesuai rencana. Tetapi kenyataannya, banyak kesempatan yang terlewatkan dengan sia-sia. Mata tak digunakan untuk membaca sinyal-sinyal kehidupan dengan baik. Telinga tak digunakan untuk membedakan nada indah dan sumbang yang menyusup ke dalam telinga. Kaki sering diajak melangkah pada jalan yang tidak jelas pangkal ujungnya. Tangan pun dipakai untuk menggapai apapun menuruti keinginan nafsu duniawi tanpa mengindahkan bisikan suara hati.

Terlihat disini bahwa kita harus belajar membawa diri lebih baik lagi. Pikiran dan hati harus diajak bersinergi untuk menterjemahkan setiap pelajaran hidup yang terjadi dalam kehidupan. Pikiran dan perasaan jangan dibiarkan berjalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi dalam menafsirkan setiap fenomena agar terhindar dari penyesalan. Dalam setiap kaki melangkah kita dihadapkan banyak pilihan. Kita harus secepatnya menentukan pilihan dengan tepat dan efektif. Jangan merenung terlalu lama untuk memilih yang paling sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik sang Pencipta. Jangan diam berselimut ketakutan untuk menjalani kehidupan yang penuh dinamika. Karena dinamika kehidupan akan menggilas dan meninggalkan kita tanpa peduli siapa dan sedang apa kita.

Kesempatan untuk menanam benih-benih kebaikan di dunia ini teramat singkat. Jangan nenunggu hari esok dalam melakukan kebaikan dan jangan pula menunggu hari esok untuk minta ampunan atas semua kesalahan. Jangan terlalu yakin masih akan diberi kesempatan hari esok. Padahal waktu kita yang sesungguhnya hanyalah detik ini. Waktu yang telah lalu dan yang akan datang itu bukan milik kita lagi. Jangan terlalu yakin bisa menjalani rencana kita. Lakukan saja sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang. Karena di situlah cermin nilai dirimu di hadapan sang Pencipta. Apalagi sampai kita sering membuat luka dan sakit hati kepada saudara kita tanpa sempat minta maaf setelahnya.

Jadilah orang sebagaimana samudera yang ikhlas menjadi tempat pembuangan limbah kehidupan. Menerima semua perlakuan tanpa berpikir balik untuk menyalahkan. Perlakuan dari yang baik sampai yang terburuk lengkap mewarnai kehidupannya, namun samudera tetap ingin memberikan uap air kehidupan yang terbaik bagi siapapun. Tidak cukup waktu baginya untuk mengingat setiap orang yang pernah mengotori dirinya. Hal-hal yang seperti itu lupakan karena hanya akan menghabiskan waktu dan berakhir sia-sia. Berjiwa samudera memang tidak setiap kita bisa. Meskipun dinodai dengan sejuta limbah kehidupan, tapi tegur-sapanya tetap menyejukkan dan menghiasi hari-harinya. Samudera tak mau berbagi kesedihan meskipun harus berselimut limbah kehidupan sampai akhir hayatnya.

2.   PROSES BELAJAR
Perubahan karakter dalam menyikapi dinamika kehidupan di tengah kebersamaan manusia lain adalah tujuan utama pembelajaran. Tingkat kecepatan menyikapai keadaan yang terjadi, setiap individu berbeda. Ada yang responsif namun ada juga santai dalam menjawab setiap rangsangan yang datang. Jika tanda-tanda perubahan karakter belum terlihat maka kualitas pembelajaran itu perlu dipertanyakan. Bisa jadi karena prosesnya, individu yang terlibat di dalamnya, kesesuaian konsep yang dibahasnya atau kevalidan alat evaluasi yang digunakan belum tepat. Satu per satu benang kusut tersebut harus diurai agar jelas letak persoalannya. Jika sudah jelas penyebabnya, maka segera tentukan solusinya dengan tepat. Semua pihak harus bertanggung jawab tanpa kecuali. Setiap yang terlibat harus berkontribusi positif agar sistem pembelajaran bisa diperbaiki dan berkualitas.

Tingkat keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran yang dilakukan. Setiap tahapan harus dilalui agar kronologis terbangunnya konsep menjadi utuh. Jangan ada data yang dimanipulasi dan proses yang dilewati agar konsep yang diperoleh sesuai kenyataan. Konsisten terhadap setiap variabel yang terlibat sepanjang proses pembelajaran. Bersikap oyektif dan komprehensif dalam menyikapi kondisi yang ada pada setiap variabel. Jika proses pembelajaran yang dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku maka ilmu pengetahuan yang terbangun akan menjadi konsep yang berkualitas.
    
Setiap individu yang terlibat dalam proses pembelajaran harus bersikap ilmiah. Mereka harus jujur dan konsisten terhadap kebenaran konsep yang sedang dibangun. Cara-cara instan untuk mereduksi kesulitan yang terjadi selama pembelajaran harus dihindari. Sikap ingin serba cepat, bukannya mempersingkat waktu pembelajaran tetapi justru menghambat proses perubahan karakter pada dirinya. Untuk membangun sebuah pengetahuan harus bersifat masif, terstruktur dan komprehensif. Jika tidak, maka secara tidak langsung pembelajar telah menggali lubang untuk mengubur seluruh potensi diri yang dimiliki. Jika setiap pembelajar tidak melakukan proses yang benar, maka secara tidak langsung telah andil menyesatkan perjalanan bangsa ini menuju kegelapan.
   
Skala prioritas untuk memenuhi kebutuhan belajar manusia, dapat ditentukan berdasar urutan kepentingan yang ingin dicapai. Motivasi yang muncul dan aktivitas yang dilakukan akan terkondisi untuk memenuhi kebutuhannya. Sikap selektif, kritis, kreatif, dan inovatif akan terbagun dengan sendirinya karena dirinya telah menyadari ada kebutuhan yang harus dipenuhi segera. Dalam kondisi yang serba terbatas itulah sikap-sikap seperti tu muncul sebagai jawaban atas banyaknya stimulus yang dihadapi. Mereka ingin efektif menggunakan kesempatan dan mengoptimalkan segenap kemampuan agar apa yang dipelajari bermanfaat dalam kehidupannya. Oleh karena itu, guru tidak harus menyampaikan semua konsep kepada siswa, tetapi cukup yang sesuai dengan kebutuhannya. Biarkan siswa berkembang dan menemukan sesuatu yang baru dengan caranya agar pembelajaran lebih efektif, efisien, kondusif dan bermakna.

Tes bukanlah media untuk menghakimi siapapun, tetapi sebagai umpan balik bagi siswa, orang tua, guru, kepala sekolah dan semua yang terlibat dalam menentukan kebijakan pendidikan. Tes dilakukan untuk memahami kondisi pembelajaran yang telah terjadi dan memprediksi apa yang harus dilakukan selanjutnya. Dengan kata lain, untuk mengetahui tingkat pencapaian indikator, ketepatan metode yang digunakan, kualitas butir soal yang diberikan dan kondusifitas lingkungan saat tes berlangsung. Oleh karena itu semua hasil tes yang diperoleh harus dianalisis dan ditindaklanjuti agar pembelajaran berikutnya semakin sempurna.

3.   KUALITAS BELAJAR
HOTS ( Higher Order Thinking Skill ) merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa ketika dihadapkan pada suatu persoalan faktual, aktual dan kontekstual. Faktual adalah suatu fenomena nyata yang terjadi tanpa dibatasi waktu. Jadi bisa terjadi pada masa lalu atau sekarang. Aktual adalah suatu kejadian yang sedang hangat-hangatnya menjadi pembicaraan orang. Kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan membangkitkan motivasi siswa untuk memahami makna yang dipelajari sehingga mampu mengaitkan dengan konteks kehidupan nyata.

Kemampuan tingkat tinggi siswa dapat diketahui dari cara menganalisa dan mensintesa parameter-parameter yang terdapat pada setiap permasalahan. Tidak cukup sekedar mengingat, menyatakan kembali informasi yang telah diterimanya, tetapi siswa harus mampu menelaah persoalan secara kritis, kreatif, hingga dapat menemukan solusinya dengan tepat. Oleh karena itu, siswa harus belajar berpikir secara komprehensif dengan memperhatikan semua aspek yang mungkin berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku siswa.

Fokus dari pembelajaran berdasar kurikulum 2013 yaitu keaktifan siswa sebagai pusat belajar, keberadaan guru cukup sebagai inspirator, fasilitator dan mengarahkan siswa untuk menemukan esensi dari apa yang dipelajari. Selain itu, siswa dituntut mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan materi pembelajarannya sampai tingkat metakognitif. Oleh karena itu, soal evaluasi harus disusun untuk menggali semua kemampuan siswa yang selaras dengan tuntutan keadaan yang penuh dinamika.

            Dengan kata lain bahwa Higher Order Thinking Skills adalah pola berpikir yang integralistik, analisis, sintesis, mengasosiasi, menyimpulkan, memunculkan ide-ide kreatif, dan produktif serta berani mempublikasi hasil yang diperoleh dengan penuh tanggung jawab. Jadi proses pembelajaran tidak lagi menghafal secara verbalistik namun lebih menekankan pada kemampuan memaknai arti fisis tentang apa yang sedang dipelajari.

4.   METODE BELAJAR
Untuk menyikapi pembelajaran HOTS maka guru dan siswa harus bersinergi dalam setiap proses pembelajarannya. Penggunaan metode dan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang tepat harus bisa mendukung proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Terlebih dalam pembelajaran fisika, semua konsep dibangun dari hasil risert yang benar. Oleh karena itu penggunaan metode ilmiah harus mewarnai setiap proses pembelajarannya. Meskipun dalam kenyataannya banyak permasalahan yang timbul pada siswa justru itu menunjukkan awal proses pembelajaran yang kondusif karena ada rasa ingin tahu yang lebih dan menantang untuk menemukan solusinya. Oleh karena itu, setiap permasalahan yang timbul harus diakomodasi dan diidentifikasi. Jangan sampai inspirasi yang timbul pada siswa lenyap begitu saja karena kehadiran guru sebagai pencerah tidak dilaksanakan. Agar hal itu tidak terjadi maka guru harus meng up-grade kompetensinya secara terus-menerus dan berusaha menyesuaikan kondisi pembelajaran yang penuh dinamika. 

Untuk menggunakan suatu metode pembelajaran yang paling tepat itu tidak mudah. Setiap konsep fisika memerlukan metode tersendiri. Setiap metode juga mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Dari sekian banyak metode, ternyata metode problem solving dan problem possing lebih efektif digunakan dalam pembelajaran fisika sistem HOTS.

Pengertian problem solving menurut para ahli dapat diambil intinya antara lain, (1) problem solving merupakan proses mental dan intelektual untuk menemukan masalah dan solusinya berdasarkan data yang akurat sehingga dapat menyimpulkan dengan tepat, (2) problem solving merupakan cara mengidentifikasi masalah untuk dianalisis dan disintesis sampai pada tahap menemukan solusinya dengan tepat.

Tahapan Problem Solving meliputi, (1) Identifikasi masalah, (2) Merumuskan masalah, (3) Solusi masalah. Metode problem solving ini menekankan penemuan dan pemecahan masalah secara berkelanjutan. Kelebihan metode ini mendorong siswa untuk berpikir secara ilmiah, praktis, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan terbuka. Sedangkan kelemahannya memerlukan waktu yang cukup lama, dan tidak semua materi pelajaran mengandung masalah,  memerlukan perencanaan yang teratur dan terukur di setiap tahapannya, dan tidak efektif bila siswa pasif dalam proses pembelajarannya.

Pengertian problem possing menurut para ahli dapat dikatakan bahwa, (1) problem posing adalah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dipahami dalam memecahkan soal yang rumit, (2) problem posing adalah perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada soal yang telah dipecahkan, dalam rangka mencari alternatif pemecahan, (3) problem posing adalah merumuskan atau membuat soal dari situasi yang diberikan. Dengan kata lain, problem posing adalah perumusan soal oleh siswa sendiri agar dapat berpikir kreatif dan memikirkan cara yang tepat untuk menyelesaikan soal yang mereka buat sendiri.    

Jadi metode problem solving dan possing merupakan cara mengefektifkan siswa untuk belajar mandiri dengan menggunakan seluruh kemampuan yang dimiliki. Siswa harus berani membangun suatu konsep berdasar kesimpulan yang diperoleh selama proses pembelajaran. Kedua metode ini lebih bersifat kuantitatif sehingga lebih tepat untuk pembelajaran fisika dan matematika. Guru dan siswa mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap kualitas proses pembelajaran yang dilakukan. Keberadaan guru di kelas lebih bersifat pemberi rangsangan  dan mediator. Sedangkan siswa cenderung aktif sebagai solutor atas masalah yang dihadapi. Lebih jelasnya, problem possing sebagai tindak lanjut dari problem solving.

5.   BELAJAR INSPIRATIF
Saya ingin berbagi tentang mutiara-mutiara kehidupan yang ku peroleh selama jatuh bangun sebagai guru fisika di Smansa-Solo. Dinamika kehidupan yang penuh warna semakin menginspirasiku agar menjadi seorang guru fisika yang dirindukan siswa. Saya tidak ingin ilmu fisika hanya sebagai teori yang kering tanpa ada benang merahnya terhadap kehidupan manusia. Bahkan ku berharap dengan ilmu fisika kita akan terbimbing untuk menemukan kebesaran-kebesaran-Nya. Bukankah alam dengan segenap fenomena adalah buku kehidupan yang tidak pernah lelah menginspirasi kita untuk terus membacanya ? 

Persamaan matematis selalu mewarnai di setiap penjelasan suatu konsep fisika kepada siswa. Akan tetapi keberadaan rumus belum bisa menjadi media komunikasi ilmu fisika yang efektif bagi siswa. Sebenarnya setiap rumus tersalin sempurna di buku catatan siswaku. Namun mereka belum sepenuhnya memahami arti fisis setiap rumus yang tercatat di bukunya. Apa yang ku pikirkan belum sepenuhnya sama dengan apa yang mereka pikirkan. Miskonsepsi di sana sini masih banyak terjadi. Sebagai ilustrasi, pernah ku deskripsikan tentang spidol namun yang mereka tangkap adalah pensil dan pena. Memang ada benarnya karena keduanya berfungsi sama sebagai alat tulis, tetapi kesalahan persepsi akan mempersulit pemahaman konsep berikutnya,

Mengapa sebagian besar siswaku tidak tertarik mendalami ilmu fisika ? Padahal teknologi yang berkembang sampai sekarang ini menggunakan konsep fisika sebagai pondasinya. Tapi sebagian besar orang tidak menyadarinya. Mestinya di era seperti ini, banyak kemudahan yang bisa dimanfaatkan untuk mengkaji ilmu fisika. Namun mereka tetap terlihat apatis dan ingin menghindari pelajaran fisika. Kesan fisika itu sulit sepertinya telah tertanam kuat di dalam benak mereka. Untuk bisa mengubah kesan fisika itu indah dan menarik ternyata tidak mudah bagi seorang guru fisika.

Setelah sekian banyak jalan berliku yang kulalui dan seribu gunung tinggi yang kudaki, akhirnya ku lihat secercah harapan yang sekian lama ku cari. Tabir gelap mulai tersingkap dan misteri yang selama ini bersembunyi di balik ketidaktertarikan mereka pada fisika mulai ku temukan. Ternyata pribadi siswa terbangun dari perasaan, pikiran dan pengalaman hidup yang berbeda-beda. Setiap lingkungan telah mewarnai mereka menjadi pribadi yang mempunyai keunikan tersendiri. Pelajaran hidup yang mereka terima telah membentuk karakter yang kuat pada pikirannya atau perasaannya. Konsep-konsep tentang alam yang mereka pikirkan hanya berdasar intuisi tanpa melakukan risert yang berarti. Oleh karena itu setiap siswa akan memaknai sesuatu berdasarkan sudut pandang dan pengalaman pribadinya. Mereka memang pribadi yang unik, maka harus dipahami berdasarkan talenta yang mereka miliki. Itulah mutiara-mutiara yang kutemukan pada siswaku sebagai bekal mereduksi kesan fisika yang sulit menjadi indah dan dicintai siswa.

Selain hal-hal tersebut di atas, ternyata masih ada faktor lain yang menyebabkan siswa kurang tertarik dengan fisika, yaitu tujuan hidup yang akan diraihnya. Kebutuhan siswa semakin beragam dan kompleks. siswa mempunyai pilihan hidup tersendiri. Tidak ada yang bisa memaksakan kehendak untuk merubah keputusan hidup yang telah mereka ambil.  Dalam kondisi itu, guru harus berusaha memenuhi setiap kebutuhannya dengan fasilitas dan bimbingan yang sesuai agar mereka tetap semangat berlari mengejar mimpi tanpa hilang kendali. Sentuhan tangan dingin seorang guru yang tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswanya.

Saya bersyukur sekali, setelah akar permasalahan mendasar siswa ku ketahui maka sekarang telah kutemukan cara pembelajaran fisika yang tepat untuk mereka. Sebagian besar siswa aktif belajar fisika tanpa keterpaksaan bahkan tanpa disuruh mereka sekarang lebih mandiri dan berani menentukan sikap yang terbaik untuk dirinya. Ada di antara mereka yang ingin menjadi ilmuwan karena merasa dirinya lebih mudah mencerna fenomena alam secara matematis. Mereka pilih menjadi dokter karena merasa kemampuan menghafalnya lebih baik daripada bergelut dengan rumus-rumus fisika. Bahkan ada yang merasa dirinya bermakna kalau menjadi budayawan karena mereka memiliki kepekaan rasa terhadap sesama, kemampuan komunikasi yang di atas rata-rata dan mampu memainkan nada-nada kehidupan yang mempesona.

Sekarang saya semakin menyadari bahwa sinergi seorang guru dan siswanya harus terbangun untuk satu tujuan. Mereka sangat merindukan kehadiranku di kelasnya karena menunggu sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi mereka. Mereka mengutamakan esensi dan kualitas pembelajaran bukan penampilan luarku. Metode pembelajaran yang bisa menyederhanakan sesuatu yang sulit menjadi mudah dipahami. Mereka ingin berproses tanpa keterpaksaan dalam menemukan makna belajarnya. Ku biarkan mereka memaknai setiap rumus fisika dengan caranya. Tidak pernah ku salahkan setiap usahanya meskipun hasilnya jauh dari sempurna. Tentu saja karena memang itu persepsi yang mereka miliki dan selaras dengan pengalaman hidup. Meskipun satu rumus fisika yang sama menjadi mempunyai multitafsir, saya tetap mengapresiasi pendapatnya. Mengapa mereka ku beri keleluasaan memaknai seperti itu ? karena saya tidak ingin mereka kehilangan rasa percayaan diri dan keberaniannya untuk berpendapat. Terbang tinggilah anak-anakku, warnailah cakrawala dengan keindahan pribadimu, siramilah mereka dengan sinar-sinar kecerdasanmu, hingga mereka merindukan kehadiranmu di setiap waktu.

6.   FISIKA KEHIDUPAN
Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam. Gejala-gejala ini pada mulanya sebatas dari apa yang tertangkap oleh indra yang setiap manusia hampir pasti mengalaminya. Peristiwanya sangat dekat dengan aktivitas sehari-hari sampai tidak menyadari bahwa kehidupannya berkaitan dengan ilmu fisika. Contoh, konsep cahaya terbentuk karena adanya indera penglihatan, konsep bunyi ada karena indera pendengaran, konsep kalor terbangun karena adanya indera peraba, konsep mekanika terjadi karen aktivitas gerak dan posisi kita terhadap permukaan bumi dan sebagainya. Jadi ironis sekali kalau sampai ilmu fisika terasa asing dan terpisah dari kehidupan manusia pada umumnya.

Fisika bukan hanya sebatas ilmu yang mempelajari fenomena alam dan penyebabnya, namun juga membahas fenomena yang bersifat makrokospis sampai dengan mikrokospis. Satu hal yang penting dalam pembelajaran fisika yaitu mengajarkan mutiara-mutiara kehidupan bagi manusia. Perkembangan ilmu dan teknologi seperti sekarang ini, sesunguhnya hasil terapan dari ilmu fisika yang didukung ilmu-ilmu lainnya seperti matematika, biologi, kimia, geografi, ekonomi, seni dan sebagainya.

Implementasi fisika pada kehidupan beragam sekali. Ada bioelektromagnetik mempelajari fenomena listrik, magnetik dan elektromagnetik pada jaringan makhluk bidup. Biomekanika mempelajari gaya dan hukum fluida dalam tubuh manusia. Audio bioharmonik mempelajari bunyi dan efeknya pada makluk hidup untuk peningkatan pertumbuhan dan produktivitas. Bioakuistik mempelajari pengaruh bunyi dan efeknya pada sel hidup. Biooptik mempelajari hubungan mata dan penggunaan alat-alat optik. Biolistrik mempelajari sistem listrik pada sel hidup terutama jantung manusia. Geofisika yang merupakan perpaduan antara ilmu fisika, geografi, kimia dan matematika untuk mempelajari bumi kita.


Seiring perkembangan zaman, implementasi ilmu fisika lebih luas lagi bahkan sampai menyentuh dinamika kebutuhan hidup manusia. Ekonomifisika mempelajari aplikasi fisika dalam bidang ekonomi. Fisika Komputasi mempelajari tentang solusi persamaan-persamaan fisika secara numerik. Kimia fisik mempelajari tentang energi, entropi, suhu, tekanan, tegangan permukaan, viskositas, hukum Coulomb, dan interaksi dipol. Fisika Kuantum mempelajari tentang foton, bilangan kuantum, spin, kebolehjadian, prinsip ketidakpastian. Mekanika Statistik mempelajari tentang fungsi partisi, distribusi Boltzmann. Dalam konfigurasi elektron, fisika sebatas mempelajari cara elektron membentuk konfigurasi, sedangkan ilmu kimia mempelajari efek dari konfigurasi elektron pada reaksi kimia. Terlebih lagi di jaman nuklir seperti sekarang ini, peran kimia, matematika, biologi dan fisika menjadi kolaborasi ilmu terapan yang sangat spektakuler manfaatnya bagi kehidupan. Sedemikian banyak yang bisa disumbangkan oleh fisika kepada kehidupan bersama, namun dalam implementasinya masih ada yang menyalahgunakannya sehingga ilmu yang baik berubah jadi sumber bencana. Padahal kebahagian menjalani hidup adalah hak setiap orang. Setiap kita itu merdeka maka cinta adalah jawaban yang paling sempurna untuk merasakan bahagia bersama apapun alasannya. Oleh karena itu jangan sampai ilmu fisika menjadi bumerang bagi kehidupan manusia. The man behind the gun, sepertinya ungkapan yang tepat untuk mendeskripsikan niat yang harus kita miliki, karena tanpa tujuan baik apapun yang kita pelajari menjadi sumber bencana. Terlebih lagi hidup di era seperti sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melintas batas ruang dan waktu. Perubahan terus terjadi tanpa bisa dikendalikan lagi. Jangan sampai kita lepas kendali, boleh mengikuti dinamika kehidupan namun jangan terbawa arus peradaban yang tidak jelas pangkal dan ujungnya. Semoga kita bias saling mengingatkan tentang kebaikan dan terinspirasi lebih jauh setelah membaca artikel ini, ( Smansa, Juli 2019 ).

POTRET DINAMIKA KEHIDUPAN KELUARGA

  Pantai Klayar dan Ata Luhung Hanasti Cerita tentang air laut tiada batas bagi siapapun. Lukisan tentang keindahan yang tertuang melalui tu...