Minggu, 23 Juni 2019

FISIKA KEHIDUPAN


FISIKA KEHIDUPAN
Melalui tulisan sederhana ini, penulis ingin menginspirasi pembaca agar bisa memahami dan memaknai konsep fisika melalui pendekatan multi dimensi kehidupan setiap orang. Setiap pembaca berhak memaknainya dengan sudut pandangnya sendiri. Proyeksikanlah setiap fenomena alam yang dijumpai ke dalam diri sehingga bermanfaat bagi kehidupan bersama.  Jadikanlah alam sebagai teman, sahabat, buku pelajaran hidup dan guru setia yang ilmunya tidak pernah kering diterpa perubahan. Jika ada persamaan matematis dalam tulisan ini, tujuannya hanya untuk mepermudah penyampaian maksud kepada pembaca, bukan mengajak pembaca larut dalam perhitungan yang menyiksa rasa dan pikiran. Selamat membaca dan semoga terinspirasi  !

  1. EMBUN JIWA
Fisika merupakan sekumpulan konsep tentang fenomena alam yang dipetik melalui tahapan-tahapan yang teruji kebenarannya. Kehidupan merupakan sekumpulan nada dan warna yang menyertai proses perjalanan hidup seseorang. Sedangkan dinamika merupakan perubahan yang terus terjadi namun tetap dalam keteraturan. Jadi dinamika fisika kehidupan merupakan kristalisasi hasil proses perenungan panjang seorang guru fisika tentang alam dengan segenap fenomenanya yang berkaitan dengan kehidupanya. Alam dengan keteraturannya dia jadikan sumber inspirasi sekaligus maha guru baginya. Nada dan warna kehidupan silih berganti selalu menemani dan menghiasi perjalanan hidupnya. Tetes demi tetes embun kehidupan pun satu per satu hadir, membias dan mengendap ke dasar jiwanya. Dinamika kehidupan terus meluruh pelan memaknai setiap butiran embun yang membasuh jiwanya yang masih terasa redup dan kering. Hingga tak ada satupun ruang di dalam jiwanya yang tersisa tanpa tersapu kilauan cahaya embun yang penuh makna.

  1. BIAS KALBU
Rupanya bahagia sekali dia menjadi guru fisika, setiap kali alam menjatuhkan butiran-butiran mutiaranya yang mampu membersihkan debu-debu kegelapan yang sekian lama menempel di dinding jiwa dan menutup mata hatinya. Perlahan pintu-pintu kesadarannya mulai terbuka untuk menerima sinar-sinar keindahan alam yang penuh warna. Simpul-simpul cahaya terasa menyusup dan menerangi setiap ruang jiwanya yang masih terkungkung kegelapan. Dibiarkan setiap warna cahaya yang masuk menghiasi ruang batinnya. Semua proses dibiarkan mengalir ke dalam hidupannya tanpa rekayasa dan keluh-kesah yang diada-ada. Rasa syukur yang dalam sebagai guru rupanya telah dia temukan di setiap saat tanpa terbatas ruang dan waktu.

  1. INDAHNYA BERBAGI
Dia ingin hidupnya lebih berarti bagi banyak orang. Dengan prinsip, “Hidup berbagi itu indah”, maka dia dayung perahu kehidupan agar dua, tiga pulau terlampaui. Dia berikan apa saja yang dimiliki dan yang bisa dia kerjakan kepada sesama. Sewaktu mengajar dia hiasi setiap konsep fisika menjadi ilmu yang mudah dipahami oleh siapapun tanpa harus mendalami konsep fisika terlebih dulu. Setiap rumus yang tersampaikan selalu dia kaitkan dengan esensi kehidupan siswanya. Dia berikan seribu pengalamannya yang tak ternilai sebagai lentera bagi perjalanan siswanya yang merasa terbelenggu oleh gelapnya konsep kehidupan. Melalui cahaya lentera kehidupan itulah dia terangi setiap langkah kaki siswanya agar menapak di jalan yang seharusnya dilalui. Meskipun jalan itu cukup panjang dan bercabang-cabang, dia tetap sabar berada bersama siswanya. Dia berharap agar semua siswanya tidak tersesat di persimpangan jalan. Demi massa depan bangsa ini dia luruhkan sisa hidupnya dengan memaknai setiap perbedaan yang terjadi. Dia menyadari bahwa kita ada karena perbedaan. Sikapilah setiap perbedaan yang ada sebagai penyedap rasa kehidupan kita bersama. Jika setiap kita menyadari akan hal ini tentu kita semakin memahami bahwa makna hidup berbagi itu memang indah untuk siapapun.

  1. DINAMIKA HIDUP
Sambil mengayun langkah bersama siswanya dia bercerita tentang esensi kehidupan yang penuh dinamika. Dia tanamkan nilai-nilai kesabaran ke dalam jiwa setiap siswanya agar tidak mudah mengeluh karena nakalnya batu kerikil yang suka menyelinap di sela-sela jari kaki. Sambil bercanda dia hibur siswanya agar terus melangkah dan jangan terbersit untuk berhenti karena kesulitan yang menghalangi. Dia tegaskan bahwa untuk mencapai ujung jalan kehidupan yang penuh pesona tidak cukup dijawab dengan berdiam diri sambil berselimut hayalan. Berbuatlah yang nyata, bukan berpangku tangan seperti pungguk merindukan bulan jatuh di pangkuannya. Berjuanglah di jalan yang sedang kalian lalui sekarang ini meskipun harus merangkak. Awal kalian ada di rahim ibumu sudah diajarkan arti perjuangan hidup. Sekarang saatnya yang tepat untuk memulai perubahan dalam kehidupan kalian. Dia meyakinkan siswanya agar menyadari bahwa di balik kesulitan itu ada kemudahan. Jika kalian tetap memutuskan untuk berhenti sebagai jawaban dari setiap kesulitan hidup maka saat itu pula kalian sudah mati dalam hidup. Padahal kehidupan di alam ini berubah secara dinamis, jika kalian tidak mau berubah lebih baik maka perubahan itu akan tetap merubah kehidupanmu dengan caranya.

  1. PUISI CINTA
Dari pengalaman selama menjadi guru fisika, ternyata tidak semua siswa jatuh cinta pada fisika. Dia sering menemukan tatapan mata siswanya yang tidak fokus saat penjelasan konsep berlangsung. Sepertinya mereka terbersit kehampaan dan ingin segera berlalu menghindarinya. Ketenangan batin mereka mulai terusik dan tidak nyaman saat dihadapkan pada simbol dan angka yang berbaris rapi di papan tulis. Dalam benak mereka berkata, tidak lama kemudian pasti ada yang disuruh maju mengerjakan soal yang ditanyakan. Dalam suasana tidak menentu tersebut, kondisi kelas menjadi hening berselimut kecemasan di setiap siswanya. Konsep-konsep fisika yang baru saja dijelaskan dan mereka bangun bersama seakan musnah tanpa sisa sedikitpun. Mereka baru bisa tersenyum dan bernafas lega jika sudah ada pengorbanan salah satu siswa yang maju dan berhasil menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan soal tersebut. Mencintai dan dicintai adalah urusan rasa yang timbul dan tenggelam tanpa melibatkan logika. Semua terjadi secara spontan berdasar kesan pertama yang didengar atau dilihatnya. “Dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati” begitulah pepatah mengatakan. Ketertarikan terhadap sesuatu adalah titik pangkal tumbuhnya benih-benih cinta. Oleh karena itu bagaimana cara seorang guru fisika bisa menghiasi ilmu fisika menjadi sepenggal puisi yang menginspirasi, mudah diingat dan indah ketika dibacakan siapapun.

  1. ALAM GURUKU
Belajar mendalami konsep fisika memang memerlukan ilmu matematis dari tingkat sederhana sampai dengan yang rumit. Setiap tahapan tersebut harus dikuasai dengan baik. Hubungan sebab-akibat terjadinya fenomena alam haruslah dikaji alur peristiwanya dengan benar. Jika kebenarannya sudah terbukti maka ditulislah konsep tersebut dalam bentuk simbol dan persamaan matematis. Tujuan dari penulisan seperti itu untuk menyederhanakan cerita dan memudahkan konseptor untuk mengkomunikasikan kepada banyak orang. Fisika dan matematika seperti sepasang sayap burung yang sedang terbang. Keduanya saling bersinergi menghalau mendung-mendung yang sering menghalangi sapaan hangat sang mentari kepada setiap hamba yang mengharap sinarnya sampai ke bumi. Sehingga  setiap penghuni di muka bumi dapat merasakan pencerahan untuk memaknai kehidupannya. Oleh karenanya selaras dengan pendapat orang tentang, “Life long education”, yang berarti setiap diri manusia tanpa kecuali harus belajar apa saja dengan caranya dan sebatas kemampuannya. Karena dengan kedalaman ilmu yang dipelajari akan mewarnai sikap hidupnya. Oleh karena itu bergurulah pada orang yang tepat untuk membaca fenamena alam dengan sudut penglihatan yang melebihi ambang batas manusia pada umumnya. Baca, baca, dan bacalah setiap lukisan alam yang terbentang di depan mata ini ! Lihat dan maknai setiap goresan alam dengan mata hati, samakan setiap detak suara alam ini dengan ritme denyut nadi kita hingga suatu saat alam akan bersinergi ke dalam diri kita untuk bersama merasakan sinyal-sinyal kebesaran hakiki-Nya.

  1. MATI DALAM HIDUP
Melalui perenungan yang cukup di sela-sela kesibukan sebagai guru fisika,  ternyata sudah cukup jauh kakinya melangkah di jalan kehidupan yang penuh warna. Dengan kedua telapak kaki kecilnya dia terus melangkah sambil mensyukuri halus dan kasarnya jalan kehidupan. Dia terus beranjak meninggalkan ruang dan waktu dengan membawa amanah yang telah digariskan pada pundaknya menuju ujung jalan kehidupan yang lebih bermakna. Tak terlintas dalam benaknya untuk berhenti melangkah walaupun sejenak, karena dia tidak ingin mati dalam hidupnya. Dia sangat memahami bahwa setiap kesempatan tidak akan pernah datang dua kali. Perasaan suka-duka silih berganti mewarnai ruang batinnya namun tekadnya untuk terus melangkah tidak bisa dihentikan. Dia tidak ingin stagnan dalam sisa-sisa hidupnya. Yang dia inginkan agar setiap muridnya segera merasakan indahnya sinar mentari di ujung jalan kehidupan. Mereka bisa bernafas lega karena terlepas dari belenggu kegelapan lorong panjang yang menyelimuti jiwa mereka selama ini.

  1. FATAMORGANA
Untuk mengumpulkan bekal perjalanan yang cukup jauh itu benar-benar tidak mudah. Ingin setiap orang efektif dalam menjalani hidupnya. Semua bisa dijalani sepenuh rencana. Tetapi kenyataannya, banyak kesempatan yang terlewatkan dengan sia-sia. Mata tak mampu membaca sinyal-sinyal kehidupan dengan baik. Telinga tak mampu membedakan nada indah dan sumbang yang menyusup ke dalam syaraf pendengarannya. Kaki sering melangkah di atas jalan yang tidak jelas pangkal ujungnya. Tangan menggapai semua hal yang disenangi tanpa mendengarkan suara hati. Semua yang kita miliki belum bersinergi untuk menghalau bisikan-bisikan yang menyesatkan dan berbalut keindahan semu. Padahal semua kenikmatan yang dirasakan ini adalah penuh fatamorgana dan terbatas waktu berlakunya. Jangan merasa yakin masih ada harapan hidup esuk hari karena berapa sisa umur yang kita miliki adalah misteri. “Aku ingin hidup seribu tahun lagi” boleh saja sekedar untuk memompa semangat hidup tetapi jangan berlebihan. Karena persepsi seperti itu sering membawa kita menunda-nunda pekerjaan dan lupa mengisi waktu dengan aktivitas yang bermanfaat.

  1. PASTI PULANG
Apa yang bisa dibawa pulang nanti jika kualitas hidup yang dilakukan masih belum jelas arah dan tujuannya sampai detik ini. Sudah bisakah kita berada dalam diam tetapi tidak merasa sepi. Bisakah kita berada di tengah keramaian tetapi tidak merasa terganggu. Sudah bisakah kita berpikir di tengah perbedaan tetapi tetap merasa bahagia dalam keseimbangan bersama. Jika semua itu belum bisa terjawab dengan baik maka segeralah merunduk dan bersujud karena itulah jalan menuju kehidupan hakiki yang akan dilalui.  Jangan ada rasa takut lagi, jika memang bekalmu sudah lebih dari cukup untuk pulang.

  1. MUTIARA HATI
Terlihat sepintas tidak ada yang istimewa padanya, hanyalah seorang pedagang sayur lesehan di tepi jalan kampung yang tidak terlalu ramai lalu lintasnya. Ia tata rapi semua barang dagangannya di atas meja bambu setengah rapuh. Sepertinya ia memahami karakter ibu-ibu di daerah perumahan alam indah yang cukup padat aktivitasnya. Ia pun bisa membaca pikiran ibu-ibu di lingkungan tersebut yang tidak cukup waktu untuk pergi belanja ke pasar tradisional yang jaraknya relatif jauh. Suatu keputusan yang tepat baginya untuk berjualan di dekat mereka tinggal sebagai ikhtiar seorang hamba untuk menemukan pintu rizkynya. Ia jalani semua aktivitasnya dengan penuh amanah. Kejujuran dan ketulusan hatinya terpancar jelas di balik pelayanan kepada setiap pembelinya. Rupanya bertambah satu pintu rizky lagi yang telah dibukakan untuknya. Pintu rizky yang ia cari sejak awal pertama menjadi penjual sayur di tempat itu. Satu mutiara berharga yang dapat dipetik, bahwa besar dan kecilnya keuntungan dari hasil penjualan sayur bukanlah tujuan akhir baginya. Karena secara matematis, dengan dagangan yang ala kadarnya tentu keuntungan yang diterimanya sebatas cukup dan jauh dari harapan. Untuk untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya belum tentu cukup. Belum lagi masih menanggung warna hidup kedua orang tuanya yang memasuki usia senja. Namun kenyataannya mereka masih bisa merasakan hikmah di balik rasa syukur yang ada padanya itu. Ia  hiasi layar kehidupan setiap harinya bersama suaminya. Bersenandung bersama tentang harmoni alam yang setia menemani hari-harinya sebagai penjual sayur. Berdua mereka manatap cahaya kemuliaan. Bersepeda mereka menghirup nafas kehidupan tanpa mencela setiap kekurangan yang ada. Menjadi penjual sayur hanyalah salah satu sarana mengharap ridho-Nya. Rizky yang mereka nikmati bukanlah uang keuntungan dari penjualan sayur. Rizky yang mereka nikmati mutlak milik-Nya yang diberikan kepada setiap hamba yang mau mencari peluang untuk menemukan pintu-pintu rizky-Nya. Pintu-pintu kemurahan yang ada di nuansa jiwa setiap hamba-Nya, terhampar di muka bumi dan yang menggantung di langit-langit cakrawala. Belum yakinkah kita ? Lihatlah cicak yang tak bersayap bisa makan bukan karena usahanya, tetapi sang Penciptalah yang menggerakkan naluri nyamuk untuk terbang mendekatinya. Mereka bertransaksi tanpa perantara uang namun mereka bisa saling menjalani peran masing-masing dalam kehidupannya.

POTRET DINAMIKA KEHIDUPAN KELUARGA

  Pantai Klayar dan Ata Luhung Hanasti Cerita tentang air laut tiada batas bagi siapapun. Lukisan tentang keindahan yang tertuang melalui tu...