Sabtu, 08 Mei 2010

MENGAKUI KEJUJURAN










Mengapa setiap nasihat bagaimanapun baiknya tetap saja tidak menyenangkan orang yang diberi nasihat. Bagaimanapun caranya menyampaikan nasihat itu bahkan disertai kejujuran pun tetap saja hati tidak bisa menerima dengan ikhlas. Rasa penolakkan seperti: aku sakit hati dengannya, dia tidak dewasa, dia sok jual mahal, dia mau memanfaatkan saya, dia mau cari keuntungan pribadi dariku, aku tidak mungkin begitu, itu fitnah, ini tidak adil namanya, dia tidak suka denganku, oh itu perasaan kecewa terhadapku, dia suka sabotase sifatnya, wah seperti anak kecil saja, jangan harap aku mau menopang hidupmu, gak mungkin dia bisa membahagiakanku, dan masih banyak lagi kata-kata sejenis yang sesungguhnya sebagai cermin ungkapan belum dewasanya dirimu dalam memahami jalan pikiran orang lain termasuk terhadapku.

Hakiki manusia memang tidak mau dikritik, apalagi ditunjukkan kesalahannya dan kekurangannya. Perasaan hatinya pasti merasa berat mengakuinya. Pikiran logisnya pasti terkalahkan oleh emosional sesaatnya. Mungkin rasa sakit akibat kata-kata akan terasa lebih lama dari usianya. Itulah yang menjadi alasan mengapa dinasihatkan oleh orang bijak kepada setiap manusia agar berhati-hati jika berkata dengan orang lain. Sudah terbuktikan ? kamu tidak bisa menerima kilas balik tentang apa saja yang telah kamu lakukuan selama bersamaku. Saya banyak diam dan berusaha menyampaikan maksud dengan kalimat yang baik kepadamu tentang apa saja agar menjadi jalan terbaik, tetapi...negatif-thinking-mu lebih banyak kamu tujukan untukku bukan ? Namun semua bisa ku pahami dan ku maafkan karena memang proses mendewasakan diri itu tidak mudah dan perlu waktu.

Coba kamu ingat kembali selama proses pencarian titik temu diantara kita, banyak pertanyaan-pertanyaan yang kamu tujukan kepada saya, Apakah maksud dari semua pertanyaan-pertanyaan sebanyak itu ? Cobalah kamu timbang dengan rasa, pahamilah keadaan yang ada dengan pikiran yang dewasa, pasti di hati dan pikiranmu tidak akan muncul rasa akan di-dholimi karenaku. Benar-benar aku tidak membayangkan seburuk itu penilaianmu terhadapku. Setelah ku pahami sambil menjawab pertanyaan-pertanyaanmu, maka aku dapat menarik benang merah bahwa kemiskinan adalah sesuatu yang menakutkan dan mengancam kebahagiaan dalam hidupmu.

Andaikan berkenan, sekarang mengertiah bahwa niatku mengungkapkan semua ini karena saya hanya ingin mengajakmu berhati-hati dalam berbicara dan menilai kepribadian orang lain karena kata-kata bisa lebih tajam dari sembilu, jika melukai akan membuat luka hati yang tidak mudah disembuhkan. Ingatlah, pintu surga tetap akan terkunci selama kata memaafkan belum menghiasi kedua hati yang bersengketa.

Kehadiranmu sebatas sahabat sudah ku tetapkan dengan pikiran dan perasaan dewasa menjelang akhir Maret 2010 lalu, tepatnya setelah tidak ada kesamaan konsep hidup dalam membangun keluarga. Jika ada harapan-harapan untuk bersama lagi, itu kondisi yang terlalu dipaksakan. Data sudah teramat cukup untuk kita simpulkan bersama, bahwa memang ketidak cocokan di antara kita itu benar-benar nyata. Terimakasih atas pelajaran hidup yang telah kamu berikan kepadaku, semoga dengan pelajaran ini kamupun dapat mengambil hikmahnya. Selamat jalan sahabat.....selamat meraih ridho Alloh.

POTRET DINAMIKA KEHIDUPAN KELUARGA

  Pantai Klayar dan Ata Luhung Hanasti Cerita tentang air laut tiada batas bagi siapapun. Lukisan tentang keindahan yang tertuang melalui tu...