Mengapa setiap nasihat bagaimanapun baiknya tetap saja tidak menyenangkan orang yang diberi nasihat. Bagaimanapun caranya menyampaikan nasihat itu bahkan disertai kejujuran pun tetap saja hati tidak bisa menerima dengan ikhlas. Rasa penolakkan seperti: aku sakit hati dengannya, dia tidak dewasa, dia sok jual mahal, dia mau memanfaatkan saya, dia mau cari keuntungan pribadi dariku, aku tidak mungkin begitu, itu fitnah, ini tidak adil namanya, dia tidak suka denganku, oh itu perasaan kecewa terhadapku, dia suka sabotase sifatnya, wah seperti anak kecil saja, jangan harap aku mau menopang hidupmu, gak mungkin dia bisa membahagiakanku, dan masih banyak lagi kata-kata sejenis yang sesungguhnya sebagai cermin ungkapan belum dewasanya seseorang dalam memahami jalan pikiran orang lain.
Hakiki manusia memang tidak mau dikritik, apalagi ditunjukkan kesalahannya dan kekurangannya. Perasaan hatinya pasti merasa berat mengakuinya. Pikiran logisnya pasti terkalahkan oleh emosional sesaatnya. Mungkin rasa sakit akibat kata-kata akan terasa lebih lama dari usianya. Itulah yang menjadi alasan mengapa dinasihatkan oleh orang bijak kepada setiap manusia agar berhati-hati jika berkata dengan orang lain. Sudah terbuktikan ? Banyak yang tidak bisa menerima masukan tentang apa saja yang telah kita lakukuan selama bersama mereka. Kita mungkin memilih lebih banyak diam dan berusaha menyampaikan maksud dengan kalimat yang baik dan singkat kepada mereka tentang apa saja agar menjadi jalan terbaik, tetapi biasanya akan mengundang respon bersifat negatif-thinking lebih banyak ditujukan untuk diri kita, bukan ? Namun semua bisa kita pahami dan maafkan karena memang proses mendewasakan diri itu tidak mudah dan perlu waktu bagi siapapun.
Coba kamu ingat kembali selama proses pencarian titik temu antara kita, banyak pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada kita. Apakah maksud dari semua pertanyaan-pertanyaan tersebut ? Cobalah kita timbang dengan rasa, dan pahamilah keadaan dengan berbagai sudut pemahaman, pasti hati dan pikiran kita tidak akan ada rasa di-dholimi karenaku.
Jika sudah bersikap bijak kok masih ada suara sumbang untuk kita, mungkin itu mempunyai tujuan lain, bisa jadi karena rasa tidak suka yang berlebihan terhadap keberadaan kita di tengah mereka. Siapa yang tahu isi hati dan pikiran seseorang terhadap didi kita. Bisa jadi kita dibuat terkejut dengan pernyataan seseorang kepada kita, benar-benar kita tidak bisa membayangkan ekspresi wajah kita jika ada penilaian teramat buruk terhadapku atau sebaliknya. Namun jika dipahami maka kita dapat menarik benang merah bahwa ketidakcocokan adalah sesuatu yang menyulitkan jika ingin membangun kebahagiaan dalam hidup bersama orang lain.
Andaikan berkenan saya ingin berbagi pengalaman, bahwa dalam hidup bersama orang lain jika ingin mengungkapkan sesuatu lebih berhati-hati dan jangan menilai kepribadian orang lain hanya dari tampilannya semata, karena kata-kata bisa lebih tajam dari sembilu, jika melukai akan membuat luka hati bisa salah dan membuat renggangnya kebersamaan. Terlanjur melukai hati orang lain tidak mudah disembuhkan. Bahkan menyebabkan pintu surga tetap akan terkunci sampai kedua hati yang bersangkutan saling ikhlas memaafkan dan terjalin kebersamaan lagi.
Kehadiranmu sebatas sahabat sudah ku tetapkan dengan pikiran dan perasaan dewasa menjelang akhir Maret 2010 lalu, tepatnya setelah tidak ada kesamaan konsep hidup dalam membangun keluarga. Jika ada harapan-harapan untuk bersama lagi, itu kondisi yang terlalu dipaksakan. Data sudah teramat cukup untuk kita simpulkan bersama, bahwa memang ketidak cocokan di antara kita itu benar-benar nyata. Terimakasih atas pelajaran hidup yang telah kamu berikan kepadaku, semoga dengan pelajaran ini kamupun dapat mengambil hikmahnya. Selamat jalan sahabat.....selamat meraih ridho Alloh.