HIDUP EFEKTIF
Untuk melakukan
perjalanan yang cukup jauh itu memang melelahkan. Ingin setiap orang menjalani
hidupnya tanpa melalui proses yang panjang.
Inginnya semua bisa dijalani dengan cepat dan sesuai rencana. Tetapi
kenyataannya, banyak kesempatan yang terlewatkan dengan sia-sia. Mata tak
digunakan untuk membaca sinyal-sinyal kehidupan dengan baik. Telinga tak
digunakan untuk membedakan nada indah dan sumbang yang menyusup ke dalam
telinga. Kaki sering diajak melangkah pada jalan yang tidak jelas pangkal
ujungnya. Tangan pun dipakai untuk menggapai apapun menuruti keinginan nafsu
duniawi tanpa mengindahkan bisikan suara hati.
Terlihat disini bahwa
kita harus belajar membawa diri lebih baik lagi. Pikiran dan hati harus diajak
bersinergi untuk menterjemahkan setiap pelajaran hidup yang terjadi dalam
kehidupan. Pikiran dan perasaan jangan dibiarkan berjalan sendiri-sendiri tanpa
koordinasi dalam menafsirkan setiap fenomena agar terhindar dari penyesalan.
Dalam setiap kaki melangkah kita dihadapkan banyak pilihan. Kita harus
secepatnya menentukan pilihan dengan tepat dan efektif. Jangan merenung terlalu
lama untuk memilih yang paling sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik sang
Pencipta. Jangan diam berselimut ketakutan untuk menjalani kehidupan yang penuh
dinamika. Karena dinamika kehidupan akan menggilas dan meninggalkan kita tanpa
peduli siapa dan sedang apa kita.
Kesempatan untuk menanam
benih-benih kebaikan di dunia ini teramat singkat. Jangan nenunggu hari esok
dalam melakukan kebaikan dan jangan pula menunggu hari esok untuk minta ampunan
atas semua kesalahan. Jangan terlalu yakin masih akan diberi kesempatan hari
esok. Padahal waktu kita yang sesungguhnya hanyalah detik ini. Waktu yang telah
lalu dan yang akan datang itu bukan milik kita lagi. Jangan terlalu yakin bisa
menjalani rencana kita. Lakukan saja sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang.
Karena di situlah cermin nilai dirimu di hadapan sang Pencipta. Apalagi sampai
kita sering membuat luka dan sakit hati kepada saudara kita tanpa sempat minta
maaf setelahnya.
Jadilah orang sebagaimana
samudera yang ikhlas menjadi tempat pembuangan limbah kehidupan. Menerima semua
perlakuan tanpa berpikir balik untuk menyalahkan. Perlakuan dari yang baik
sampai yang terburuk lengkap mewarnai kehidupannya, namun samudera tetap ingin
memberikan uap air kehidupan yang terbaik bagi siapapun. Tidak cukup waktu
baginya untuk mengingat setiap orang yang pernah mengotori dirinya. Hal-hal
yang seperti itu lupakan karena hanya akan menghabiskan waktu dan berakhir
sia-sia. Berjiwa samudera memang tidak setiap kita bisa. Meskipun dinodai
dengan sejuta limbah kehidupan, tapi tegur-sapanya tetap menyejukkan dan
menghiasi hari-harinya. Samudera tak mau berbagi kesedihan meskipun harus
berselimut limbah kehidupan sampai akhir hayatnya.
PROSES BELAJAR
Perubahan karakter dalam menyikapi
dinamika kehidupan di tengah kebersamaan manusia lain adalah tujuan utama pembelajaran.
Tingkat kecepatan menyikapai keadaan yang terjadi, setiap individu berbeda. Ada
yang responsif namun ada juga santai dalam menjawab setiap rangsangan yang
datang. Jika tanda-tanda perubahan karakter belum terlihat maka kualitas
pembelajaran itu perlu dipertanyakan. Bisa jadi karena prosesnya, individu yang
terlibat di dalamnya, kesesuaian konsep yang dibahasnya atau kevalidan alat
evaluasi yang digunakan belum tepat. Satu per satu benang kusut tersebut harus diurai
agar jelas letak persoalannya. Jika sudah jelas penyebabnya, maka segera tentukan
solusinya dengan tepat. Semua pihak harus bertanggung jawab tanpa kecuali. Setiap
yang terlibat harus berkontribusi positif agar sistem pembelajaran bisa
diperbaiki dan berkualitas.
Tingkat keberhasilan
belajar sangat dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran yang dilakukan.
Setiap tahapan harus dilalui agar kronologis terbangunnya konsep menjadi utuh.
Jangan ada data yang dimanipulasi dan proses yang dilewati agar konsep yang
diperoleh sesuai kenyataan. Konsisten terhadap setiap variabel yang terlibat
sepanjang proses pembelajaran. Bersikap oyektif dan komprehensif dalam
menyikapi kondisi yang ada pada setiap variabel. Jika proses pembelajaran yang
dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku maka ilmu pengetahuan yang terbangun akan
menjadi konsep yang berkualitas.
Setiap individu yang
terlibat dalam proses pembelajaran harus bersikap ilmiah. Mereka harus jujur
dan konsisten terhadap kebenaran konsep yang sedang dibangun. Cara-cara instan
untuk mereduksi kesulitan yang terjadi selama pembelajaran harus dihindari. Sikap
ingin serba cepat, bukannya mempersingkat waktu pembelajaran tetapi justru
menghambat proses perubahan karakter pada dirinya. Untuk membangun sebuah
pengetahuan harus bersifat masif, terstruktur dan komprehensif. Jika tidak, maka
secara tidak langsung pembelajar telah menggali lubang untuk mengubur seluruh potensi
diri yang dimiliki. Jika setiap pembelajar tidak melakukan proses yang benar, maka
secara tidak langsung telah andil menyesatkan perjalanan bangsa ini menuju
kegelapan.
Skala prioritas untuk
memenuhi kebutuhan belajar manusia, dapat ditentukan berdasar urutan kepentingan
yang ingin dicapai. Motivasi yang muncul dan aktivitas yang dilakukan akan
terkondisi untuk memenuhi kebutuhannya. Sikap selektif, kritis, kreatif, dan inovatif
akan terbagun dengan sendirinya karena dirinya telah menyadari ada kebutuhan
yang harus dipenuhi segera. Dalam kondisi yang serba terbatas itulah sikap-sikap
seperti tu muncul sebagai jawaban atas banyaknya stimulus yang dihadapi. Mereka
ingin efektif menggunakan kesempatan dan mengoptimalkan segenap kemampuan agar apa
yang dipelajari bermanfaat dalam kehidupannya. Oleh karena itu, guru tidak
harus menyampaikan semua konsep kepada siswa, tetapi cukup yang sesuai dengan
kebutuhannya. Biarkan siswa berkembang dan menemukan sesuatu yang baru dengan
caranya agar pembelajaran lebih efektif, efisien, kondusif dan bermakna.
Tes bukanlah media untuk
menghakimi siapapun, tetapi sebagai umpan balik bagi siswa, orang tua, guru,
kepala sekolah dan semua yang terlibat dalam menentukan kebijakan pendidikan. Tes
dilakukan untuk memahami kondisi pembelajaran yang telah terjadi dan
memprediksi apa yang harus dilakukan selanjutnya. Dengan kata lain, untuk
mengetahui tingkat pencapaian indikator, ketepatan metode yang digunakan, kualitas
butir soal yang diberikan dan kondusifitas lingkungan saat tes berlangsung. Oleh
karena itu semua hasil tes yang diperoleh harus dianalisis dan ditindaklanjuti
agar pembelajaran berikutnya semakin sempurna.
KUALITAS BELAJAR
HOTS ( Higher Order Thinking Skill )
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa ketika
dihadapkan pada suatu persoalan faktual, aktual dan kontekstual. Faktual adalah
suatu fenomena nyata yang terjadi tanpa dibatasi waktu. Jadi bisa terjadi pada
masa lalu atau sekarang. Aktual adalah suatu kejadian yang sedang
hangat-hangatnya menjadi pembicaraan orang. Kontekstual adalah suatu proses
pendidikan yang holistik dan bertujuan membangkitkan motivasi siswa untuk
memahami makna yang dipelajari sehingga mampu mengaitkan dengan konteks
kehidupan nyata.
Kemampuan tingkat tinggi siswa dapat diketahui dari cara menganalisa dan
mensintesa parameter-parameter yang terdapat pada setiap permasalahan. Tidak cukup
sekedar mengingat, menyatakan kembali informasi yang telah diterimanya, tetapi siswa
harus mampu menelaah persoalan secara kritis, kreatif, hingga dapat menemukan
solusinya dengan tepat. Oleh karena itu, siswa harus belajar berpikir secara
komprehensif dengan memperhatikan semua aspek yang mungkin berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku siswa.
Fokus dari pembelajaran berdasar kurikulum 2013 yaitu keaktifan siswa
sebagai pusat belajar, keberadaan guru cukup sebagai inspirator, fasilitator
dan mengarahkan siswa untuk menemukan esensi dari apa yang dipelajari. Selain
itu, siswa dituntut mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan
materi pembelajarannya sampai tingkat metakognitif. Oleh
karena itu, soal evaluasi harus disusun untuk menggali semua kemampuan siswa yang
selaras dengan tuntutan keadaan yang penuh dinamika.
Dengan kata lain bahwa
Higher Order Thinking Skills adalah pola berpikir yang
integralistik, analisis,
sintesis, mengasosiasi, menyimpulkan, memunculkan ide-ide kreatif, dan
produktif serta berani mempublikasi hasil yang diperoleh dengan penuh tanggung
jawab. Jadi
proses pembelajaran tidak lagi
menghafal secara verbalistik namun lebih menekankan pada kemampuan memaknai
arti fisis tentang apa yang sedang dipelajari.
METODE BELAJAR
Untuk menyikapi pembelajaran HOTS maka guru dan siswa harus bersinergi
dalam setiap proses pembelajarannya. Penggunaan
metode dan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang tepat harus bisa mendukung
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Terlebih dalam pembelajaran
fisika, semua konsep dibangun dari hasil risert yang benar. Oleh karena itu
penggunaan metode ilmiah harus mewarnai setiap proses pembelajarannya. Meskipun
dalam kenyataannya banyak permasalahan yang timbul pada siswa justru itu
menunjukkan awal proses pembelajaran yang kondusif karena ada rasa ingin tahu
yang lebih dan menantang untuk menemukan solusinya. Oleh karena itu, setiap
permasalahan yang timbul harus diakomodasi dan diidentifikasi. Jangan sampai
inspirasi yang timbul pada siswa lenyap begitu saja karena kehadiran guru sebagai
pencerah tidak dilaksanakan. Agar hal itu tidak terjadi maka guru harus meng up-grade
kompetensinya secara terus-menerus dan berusaha menyesuaikan kondisi
pembelajaran yang penuh dinamika.
Untuk menggunakan suatu metode pembelajaran yang paling tepat itu tidak
mudah. Setiap konsep fisika memerlukan metode tersendiri. Setiap metode juga mempunyai
kelebihan dan kekurangan tersendiri. Dari sekian banyak metode, ternyata metode
problem solving
dan problem possing lebih efektif digunakan dalam
pembelajaran fisika sistem HOTS.
Pengertian problem solving menurut para ahli dapat diambil intinya antara
lain, (1) problem solving merupakan proses mental dan intelektual untuk menemukan masalah dan solusinya berdasarkan data yang
akurat sehingga dapat menyimpulkan dengan tepat, (2) problem solving
merupakan cara
mengidentifikasi masalah
untuk dianalisis
dan disintesis
sampai pada tahap menemukan solusinya dengan tepat.
Tahapan
Problem Solving meliputi,
(1) Identifikasi masalah, (2) Merumuskan masalah, (3) Solusi masalah. Metode problem
solving ini menekankan penemuan dan pemecahan masalah secara berkelanjutan. Kelebihan
metode ini mendorong siswa untuk berpikir secara ilmiah, praktis, intuitif dan
bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan
terbuka. Sedangkan kelemahannya memerlukan waktu yang cukup lama, dan tidak semua
materi pelajaran mengandung masalah, memerlukan perencanaan yang teratur dan terukur di setiap tahapannya,
dan tidak efektif bila siswa pasif dalam proses pembelajarannya.
Pengertian problem possing menurut para ahli dapat dikatakan bahwa, (1) problem
posing adalah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal dengan
beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dipahami dalam memecahkan soal
yang rumit, (2) problem posing adalah perumusan soal yang berkaitan dengan
syarat-syarat pada soal yang telah dipecahkan, dalam rangka mencari alternatif
pemecahan, (3) problem posing adalah merumuskan atau membuat soal dari situasi
yang diberikan. Dengan kata lain, problem posing adalah perumusan soal oleh
siswa sendiri agar dapat berpikir kreatif dan memikirkan cara yang tepat untuk
menyelesaikan soal yang mereka buat sendiri.
Jadi
metode problem solving dan possing merupakan cara mengefektifkan siswa untuk
belajar mandiri dengan menggunakan seluruh kemampuan yang dimiliki.
Siswa harus berani membangun
suatu konsep berdasar kesimpulan yang diperoleh
selama proses pembelajaran. Kedua metode ini lebih bersifat
kuantitatif sehingga lebih tepat untuk pembelajaran fisika dan matematika. Guru
dan siswa mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap kualitas proses
pembelajaran yang dilakukan. Keberadaan guru di
kelas lebih
bersifat pemberi rangsangan dan
mediator. Sedangkan siswa cenderung aktif
sebagai solutor atas masalah yang dihadapi. Lebih jelasnya, problem possing
sebagai tindak lanjut dari problem solving.
BELAJAR INSPIRATIF
Saya ingin berbagi tentang
mutiara-mutiara kehidupan yang ku peroleh selama jatuh bangun sebagai guru
fisika di Smansa-Solo. Dinamika kehidupan yang penuh warna semakin menginspirasiku
agar menjadi seorang guru fisika yang dirindukan siswa. Saya tidak ingin ilmu
fisika hanya sebagai teori yang kering tanpa ada benang merahnya terhadap
kehidupan manusia. Bahkan ku berharap dengan ilmu fisika kita akan terbimbing
untuk menemukan kebesaran-kebesaran-Nya. Bukankah alam dengan segenap fenomena
adalah buku kehidupan yang tidak pernah lelah menginspirasi kita untuk terus membacanya
?
Persamaan matematis selalu
mewarnai di setiap penjelasan suatu konsep fisika kepada siswa. Akan tetapi keberadaan
rumus belum bisa menjadi media komunikasi ilmu fisika yang efektif bagi siswa. Sebenarnya
setiap rumus tersalin sempurna di buku catatan siswaku. Namun mereka belum
sepenuhnya memahami arti fisis setiap rumus yang tercatat di bukunya. Apa yang
ku pikirkan belum sepenuhnya sama dengan apa yang mereka pikirkan. Miskonsepsi
di sana sini masih banyak terjadi. Sebagai ilustrasi, pernah ku deskripsikan
tentang spidol namun yang mereka tangkap adalah pensil dan pena. Memang ada
benarnya karena keduanya berfungsi sama sebagai alat tulis, tetapi kesalahan
persepsi akan mempersulit pemahaman konsep berikutnya,
Mengapa sebagian besar
siswaku tidak tertarik mendalami ilmu fisika ? Padahal teknologi yang berkembang
sampai sekarang ini menggunakan konsep fisika sebagai pondasinya. Tapi sebagian
besar orang tidak menyadarinya. Mestinya di era seperti ini, banyak kemudahan yang
bisa dimanfaatkan untuk mengkaji ilmu fisika. Namun mereka tetap terlihat
apatis dan ingin menghindari pelajaran fisika. Kesan fisika itu sulit sepertinya
telah tertanam kuat di dalam benak mereka. Untuk bisa mengubah kesan fisika itu
indah dan menarik ternyata tidak mudah bagi seorang guru fisika.
Setelah sekian banyak jalan
berliku yang kulalui dan seribu gunung tinggi yang kudaki, akhirnya ku lihat secercah
harapan yang sekian lama ku cari. Tabir gelap mulai tersingkap dan misteri yang
selama ini bersembunyi di balik ketidaktertarikan mereka pada fisika mulai ku temukan.
Ternyata pribadi siswa terbangun dari perasaan, pikiran dan pengalaman hidup
yang berbeda-beda. Setiap lingkungan telah mewarnai mereka menjadi pribadi yang
mempunyai keunikan tersendiri. Pelajaran hidup yang mereka terima telah
membentuk karakter yang kuat pada pikirannya atau perasaannya. Konsep-konsep
tentang alam yang mereka pikirkan hanya berdasar intuisi tanpa melakukan risert
yang berarti. Oleh karena itu setiap siswa akan memaknai sesuatu berdasarkan
sudut pandang dan pengalaman pribadinya. Mereka memang pribadi yang unik, maka
harus dipahami berdasarkan talenta yang mereka miliki. Itulah mutiara-mutiara yang
kutemukan pada siswaku sebagai bekal mereduksi kesan fisika yang sulit menjadi
indah dan dicintai siswa.
Selain hal-hal tersebut
di atas, ternyata masih ada faktor lain yang menyebabkan siswa kurang tertarik
dengan fisika, yaitu tujuan hidup yang akan diraihnya. Kebutuhan siswa semakin
beragam dan kompleks. siswa mempunyai pilihan hidup tersendiri. Tidak ada yang
bisa memaksakan kehendak untuk merubah keputusan hidup yang telah mereka ambil.
Dalam kondisi itu, guru harus berusaha
memenuhi setiap kebutuhannya dengan fasilitas dan bimbingan yang sesuai agar
mereka tetap semangat berlari mengejar mimpi tanpa hilang kendali. Sentuhan
tangan dingin seorang guru yang tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
siswanya.
Saya bersyukur sekali, setelah
akar permasalahan mendasar siswa ku ketahui maka sekarang telah kutemukan cara
pembelajaran fisika yang tepat untuk mereka. Sebagian besar siswa aktif belajar
fisika tanpa keterpaksaan bahkan tanpa disuruh mereka sekarang lebih mandiri dan
berani menentukan sikap yang terbaik untuk dirinya. Ada di antara mereka yang
ingin menjadi ilmuwan karena merasa dirinya lebih mudah mencerna fenomena alam secara
matematis. Mereka pilih menjadi dokter karena merasa kemampuan menghafalnya lebih
baik daripada bergelut dengan rumus-rumus fisika. Bahkan ada yang merasa dirinya
bermakna kalau menjadi budayawan karena mereka memiliki kepekaan rasa terhadap sesama,
kemampuan komunikasi yang di atas rata-rata dan mampu memainkan nada-nada
kehidupan yang mempesona.
Sekarang saya semakin
menyadari bahwa sinergi seorang guru dan siswanya harus terbangun untuk satu
tujuan. Mereka sangat merindukan kehadiranku di kelasnya karena menunggu
sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi mereka. Mereka mengutamakan esensi dan
kualitas pembelajaran bukan penampilan luarku. Metode pembelajaran yang bisa
menyederhanakan sesuatu yang sulit menjadi mudah dipahami. Mereka ingin
berproses tanpa keterpaksaan dalam menemukan makna belajarnya. Ku biarkan
mereka memaknai setiap rumus fisika dengan caranya. Tidak pernah ku salahkan
setiap usahanya meskipun hasilnya jauh dari sempurna. Tentu saja karena memang
itu persepsi yang mereka miliki dan selaras dengan pengalaman hidup. Meskipun
satu rumus fisika yang sama menjadi mempunyai multitafsir, saya tetap mengapresiasi
pendapatnya. Mengapa mereka ku beri keleluasaan memaknai seperti itu ? karena saya
tidak ingin mereka kehilangan rasa percayaan diri dan keberaniannya untuk
berpendapat. Terbang tinggilah anak-anakku, warnailah cakrawala dengan
keindahan pribadimu, siramilah mereka dengan sinar-sinar kecerdasanmu, hingga
mereka merindukan kehadiranmu di setiap waktu.
FISIKA KEHIDUPAN
Fisika berasal dari
bahasa Yunani yang berarti “alam”. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam. Gejala-gejala ini pada
mulanya sebatas dari apa yang tertangkap oleh indra yang setiap
manusia hampir pasti mengalaminya. Peristiwanya sangat dekat dengan aktivitas sehari-hari sampai tidak menyadari bahwa kehidupannya berkaitan dengan ilmu fisika. Contoh, konsep cahaya terbentuk karena
adanya indera penglihatan, konsep bunyi ada karena indera pendengaran, konsep
kalor terbangun karena adanya indera peraba, konsep mekanika terjadi karen
aktivitas gerak dan posisi kita terhadap permukaan bumi
dan sebagainya. Jadi ironis sekali kalau sampai ilmu fisika terasa asing dan terpisah dari kehidupan manusia pada umumnya.
Fisika bukan hanya sebatas
ilmu yang mempelajari fenomena alam dan penyebabnya, namun juga membahas
fenomena yang bersifat makrokospis
sampai dengan mikrokospis. Satu hal yang penting dalam pembelajaran fisika yaitu mengajarkan mutiara-mutiara kehidupan bagi manusia. Perkembangan
ilmu dan teknologi seperti sekarang ini, sesunguhnya hasil terapan dari ilmu fisika yang didukung ilmu-ilmu lainnya seperti matematika, biologi,
kimia, geografi, ekonomi, seni dan sebagainya.
Implementasi fisika pada
kehidupan beragam
sekali. Ada bioelektromagnetik mempelajari
fenomena listrik, magnetik dan elektromagnetik pada jaringan makhluk bidup. Biomekanika
mempelajari gaya dan hukum fluida dalam tubuh manusia. Audio bioharmonik
mempelajari bunyi dan efeknya pada makluk hidup untuk peningkatan pertumbuhan
dan produktivitas. Bioakuistik mempelajari pengaruh bunyi
dan efeknya pada sel hidup. Biooptik mempelajari hubungan mata dan penggunaan alat-alat optik. Biolistrik mempelajari sistem listrik pada sel hidup terutama jantung manusia. Geofisika
yang merupakan perpaduan antara ilmu fisika, geografi, kimia dan matematika
untuk mempelajari bumi kita.
Seiring perkembangan
zaman, implementasi
ilmu fisika lebih luas lagi bahkan sampai menyentuh dinamika kebutuhan
hidup manusia. Ekonomifisika mempelajari aplikasi fisika dalam bidang ekonomi. Fisika Komputasi mempelajari
tentang solusi persamaan-persamaan fisika secara numerik. Kimia fisik mempelajari tentang energi, entropi, suhu, tekanan, tegangan permukaan, viskositas,
hukum Coulomb, dan interaksi dipol. Fisika Kuantum mempelajari tentang
foton, bilangan kuantum, spin, kebolehjadian, prinsip ketidakpastian. Mekanika
Statistik mempelajari tentang fungsi partisi, distribusi Boltzmann. Dalam konfigurasi
elektron, fisika sebatas
mempelajari cara elektron membentuk konfigurasi,
sedangkan ilmu kimia mempelajari efek dari konfigurasi elektron pada
reaksi kimia. Terlebih lagi
di jaman nuklir seperti sekarang ini, peran kimia,
matematika, biologi dan fisika
menjadi kolaborasi ilmu terapan yang sangat spektakuler manfaatnya bagi
kehidupan. Sedemikian
banyak yang bisa disumbangkan oleh fisika kepada kehidupan bersama, namun dalam implementasinya masih ada yang menyalahgunakannya sehingga ilmu yang
baik berubah jadi sumber bencana. Padahal kebahagian menjalani hidup adalah hak setiap orang. Setiap kita itu merdeka maka cinta
adalah jawaban yang paling sempurna untuk merasakan bahagia bersama apapun
alasannya. Oleh karena itu jangan sampai ilmu fisika menjadi bumerang bagi kehidupan
manusia. “The man behind the gun”, sepertinya ungkapan yang tepat untuk mendeskripsikan niat yang harus kita miliki, karena tanpa tujuan baik apapun yang kita pelajari menjadi sumber bencana.
Terlebih lagi hidup di era seperti sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
telah melintas batas ruang dan waktu. Perubahan terus terjadi tanpa bisa dikendalikan lagi.
Jangan sampai kita lepas kendali, boleh mengikuti dinamika kehidupan namun
jangan terbawa arus peradaban yang tidak jelas pangkal dan ujungnya. Semoga kita
bias saling mengingatkan tentang kebaikan dan terinspirasi lebih jauh setelah
membaca artikel ini, ( Smansa, Juli 2019 ).